Erbium: Ytrium- Aluminium – Garnet Laser untuk peremajaan wajah (for expert) written by dr. Gerry Wonggokusuma , Dipl. AAAM (USA), Dipl. CIBTAC (UK)
Short Pulsed
Er:YAG laser telah disetujui untuk digunakan di Amerika oleh FDA (Food
and Drug Administration) sejak tahun 1996 untuk peremajaan wajah. Laser ini
digunakan sebagai alternatif laser CO2 untuk mengurangi periode recovery dan
mengurangi efek samping dengan keuntungan klinis yang lebih bermakna. Laser
Er:YAG merupakan laser ablatif yang lebih akurat daripada laser CO2 dan
memancarkan gelombang 2940 nm yang bereaksi dengan air yang memiliki absorpsi
puncak panjang gelombang sebesar 3000 nm. Koefisien Er:YAG laser dapat mencapai
12,800/ meter dibandingkan dengan laser CO2 yang hanya sebesar 800/meter. Oleh
karena itu Er:YAG laser 12-18 kali lebih baik penyerapannya pada jaringan yang
bermuatan air (water containing tissue, e.g: corneocyte). Durasi sinarnya juga
lebih pendek daripada CO2 sehingga difusi termal lebih sedikit, hemostatis
berkurang dan meningkatnya insiden perdarahan intraoperatif sehingga mengurangi
kecepatan jaringan dermis untuk beregenerasi. Sebagai tambahan, karena
kerusakkan jaringan yang berkurang, maka kerusakkan kolagen juga berkurang
dibandingkan dengan laser CO2.
Penyinaran dengan laser Er:YAG ini menimbulkan
penguapan jaringan sebesar 2 sampai 4 mikrometer per J/cm2, sehingga
menimbulkan ablasi yang lebih dangkal dan nekrosis termal yang lebih sedikit
dengan jangkauan antara 20 sampai 50 mikrometer.
Kondisi yang dapat diperbaiki dengan laser
Er:YAG adalah lesi superfisial epidermis dan dermis, fotodamage ringan dan
dispigmentasi ringan. Keunggulan utama dari Short pulse Er:YAG laser ini adalah
periode recovery yang lebih singkat setelah terapi. Reepitelisasi terjadi
dengan rata-rata 5.5 hari dibandingkan 8.5 hari menggunakan mulitpass laser
CO2. Nyeri postoperatif dan durasi eritema juga berkurang ( hilang sekitar 3
sampai 4 minggu). Karena berkurangnya kerusakkan termal jaringan, maka
dispigmentasi akibat penyinaran laser juga berkurang, sehingga dapat digunakan
pada orang yang memiliki kulit fototipe gelap.
Kekurangan dari laser ini adalah
kurangnya kemampuan untuk menghancurkan kolagen sehingga sintesis kolagen tidak
lebih baik dibandingkan laser CO2.
Untuk menangani keterbatasan short pulse
Er:YAG laser ini , dikembangkanlah sistem modulated Er:YAG laser untuk
memperbaiki fungsi hemostatis dan meningkatkan sintesis kolagen yang dibutuhkan
untuk proses aging. Ada lagi laser berupa Er:YAG-CO2 hybrid laser yang dapat
menghantarkan laser Er:YAG dan laser CO2 untuk koagulasi. Komponen Er:YAG dapat
menghantarkan pengaruh sampai 28 J/cm2 dengan durasi 350 mikrosecond /pulse,
hemostatik komponen akan dihantarkan oleh CO2 yang menghantarkan 1 sampai 100
milisecond pada kekuatan 1 sampai 10 W. Zona nekrosis termal dapat mencapai
hanya 50 mikrometer tergantung dari parameter terapi yang digunakan,
peningkatan ketebalan kolagen didapat 3 bulan setelah 4 kali menggunakan
tekonologi hybrid ini.
Sebelum dan sesudah penyinaran meggunakan laser ablatif |
Modulated Er:YAG device yang lain merupakan
dual mode Er:YAG laser yang dapat memancarkan gelombang pendek (200 sampai 300
mikrosecond) dan gelombang panjang untuk proses koagulatif untuk mencapai
kedalaman 200 mikrometer per pass. Kedalaman yang diinginkan dapat diatur
dengan layar sentuk pada panel kontrol. Zona kerusakkan termal aktual
berkorelasi baik dengan paramater pertama tetapi memiliki penurunan efesiensi
pada paparan laser berikutnya.
Short pulsed Er:YAG laser kebanyakkan
menggunakan energi 5 sampai 15J/cm2, tergantung dari photodamage dan lokasi
anatomi. Energi termal dapat dibatasi pada jaringan yang sudah diseleksi,
denhan kerusakkan termal kolateral yang minimal. Karena hanya sedikit jaringan
nekrosis yang dihasilkan setiap laser yang lewat, pembersihan jaringan yang
rusak secara manual tidak perlu dilakukan.
Diperlukan tiga atau empat kali laser Er:YAG
yang lewat untuk menyamai kedalaman satu kali laser CO2 yang lewat ke jaringan.
Dengan menggunakan energi 5J/cm2 diperlukan dua sampai tiga kali short pulsed
Er:YAG laser pass untuk mencapai epidermis dan 9 atau 10 pass untuk mencapai
dermis. Sebagai pertimbangkan, hanya diperlukan 2 atau 3 kali pass bila dokter
menggunakan laser CO2.
Adanya perdarahan minimal karena kurangnya
kemampuan hemostatis oleh Er:YAG laser ini dapat menghambat proses penyembuhan
sesudah penyinaran dilakukan. Area yang tersinari akan menjadi putih kemudian
menjadi pudar. Karena ini sulit untuk menentukan kedalaman yang diinginkan,
sehingga diperlukan pengalaman operator. Modified Er:YAG laser dapat memberikan
hasil yang lebih baik untuk visualisasi jaringan dan hemostatis karena adanya
peningkatan efek termal pada jaringan.
Written
by dr Gerry Wonggokusuma , Dipl. AAAM (USA), Dipl. CIBTAC (UK)
Comments
Post a Comment